Selasa, 12 April 2011

Cerita seorang penjaga perpus MMTC

Aku: "Pak, karena sebentar lagi dzuhur ya?"
Pak perpus: "Taunya mau dzuhur?"
Aku: "Sudah hampir jam, pak."
pak perpus: "Lha trus piye?"
Aku :"Says izin di sini dulu ya pak, mau baca buku sambil Online."
Pek perpus : "Lha, kenapa ga ikut sholat dulu aja, sholat berjamaah dulu, nanti baru baca-baca sepuasnya."
Aku: "Tanggung pak."
Pak perpus : "Ikut sholat dulu aja, berjama'ah pahalanya 27 lho."
Aku: "Nanti saja, setelah bapak selesai. Lagipula tanggung nih pak.boleh kan?"
Pak perpus: "Yowis, boleh-boleh aja."
Aku : "Sip, makasih pak."

--------

Aku duduk di tempat yang paling nyaman menurutku. Tak berapa lama, adzan dhuhur berkumandang. Membahana di tiap sudut kampus. Dan benar saja, pak perpus segera melepas kacamatanya. Mencicncing kemejanya, bersiap hendak mengambil wudhu. Sejurus kemudian ia keluar dari perpustakaan menuju masjid.

------

Aku malu dengan bapak penjaga perpus. Meskipun ia punya masih punya pekerjaan, tapi begitu mendengar adzan untuk sementara ia tinggalkan kerjaan itu. Ia seolah berkata padaku, pekerjaan memang penting. Tapi urusan hubungan antara saya dan Tuhan Jauh lebih penting.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar